b) Trafo step-down menurunkan tegangan, Vs < Vp dengan membuat Ns < Np. Selain itu, tranformator juga memindahkan (mentransfer) daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder : (a) Trafo Ideal, Daya sekunder = Daya Primer. Ps = Pp. Vs. Is = Vp. Ip (b) Trafo non-ideal, Daya sekunder < Daya Primer. sehingga muncullah efisiensi trafo. Ps = η. Pp Sebuahtransformator memiliki lilitan 200 lilitan primer dan 20 lilitan sekunder. Diketahui tegangan pada lilitan primer adalah 220 volt. a. Tentukan besar tegangan pada lilitan sekunder (VS) b. Jika arus listrik yang mengalir pada lilitan primer sebesar 0,5 Ma, berapa arus listrik yang mengalir pada lilitan sekunder ( Is) c. Tentukan jenis Sebuahtrafo ideal memiliki jumlah lilitan kumparan primer 660 lilitan dan lilitan sekundernya 30. kumparan primer dihubungkan dengan sumber PLN yang tegangannya 220 v. Sedangkan kumparan sekundernya di hubungkan dengan lampu yang hambatannya 15 ohm. Tentukan : a. tegangan lampub. kuat arus yang melalui lampu c. daya pada kumparan primerd. daya pada Tegangansumber disebut dengan tegangan primer Tujuan menaikkan tegangan listrik dari trafo step up adalah untuk menghasilkan tegangan listrik yang besarnya sesuai dengan kebutuhan peralatan. Sebuah transformator mempunyai kumparan primer dan sekunder dengan jumlah lilitan masing-masing 400 dan 4.000. Transformator tersebut dihubungkan Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. Sebuah transformator dihubungkan dengan sumber tegangan 220 V sehingga menghasilkan daya sebesar 440 watt. Jika kuat arus primer 2,5 A, efisiensi transformator tersebut adalah …. A. 90% B. 85% C. 80% D. 75% E. 70% Pembahasan Diketahui Vp = 220 volt Ps = 440 W Ip = 2,5 A Ditanya η = …. ? Dijawab Efisiensi transformator bisa kita cari dengan meggunakan rumus Jadi efisiensi transformator tersebut adalah 80% Jawaban C - Jangan lupa komentar & sarannya Email nanangnurulhidayat Besar tegangan dan kuat arus listrik yang dikeluarkan pada trafo bergantung banyaknya lilitan. Besar tegangan sebanding dengan jumlah lilitan. Makin banyak jumlah lilitan tegangan yang dihasilkan makin besar. Hal ini berlaku untuk lilitan primer dan sekunder. Hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan tegangan primer dan tegangan sekunder dirumuskan seperti berikut Trafo dikatakan ideal baik itu trafo step up dan step down jika tidak ada energi yang hilang menjadi kalor, yaitu ketika jumlah energi yang masuk pada kumparan primer sama dengan jumlah energi yang keluar pada kumparan sekunder. Hubungan antara tegangan dengan kuat arus pada kumparan primer dan sekunder dirumuskan Jika kedua ruas dibagi dengan t, diperoleh rumus Dalam hal ini faktor V × I adalah daya P transformator. Berdasarkan rumus-rumus di atas, hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan kuat arus primer dan sekunder dapat dirumuskan sebagai Dengan demikian untuk transformator ideal akan berlaku persamaan berikut. Dengan Vp = tegangan primer V Vs = tegangan sekunder V Np = jumlah lilitan primer Ns = jumlah lilitan sekunder Ip = kuat arus primer A Is = kuat arus sekunder A Namun kenyataannya apakah ada tranformasi trafo yang ideal? Trafo yang ideal itu hanya ada dalam teori fisika saja, sesungguhnya trafo seperti itu tidak pernah ada. Belum tentu energi yang masuk ke dalam trafo akan keluar 100%, karena masih ada energi yang masuk ke dalam trafo diubah menjadi energi lain. Untuk lebih jelasnya silahkan baca pada postingan Mafia Online yang berjudul ”Efisiensi Transformator” Setelah Anda mempelajari materi transformator yang ideal maka sekarang kami berikan beberapa contoh soal tentang Tansformator ideal. Contoh Soal 1 Perbandingan lilitan primer dengan lilitan sekunder sebuah transformator adalah 410. Jika kuat arus primer 5 ampere, berapakah kuat arus sekunder? Penyelesaian Diketahui NP NS = 4 10, IP= 5 A. Ditanyakan IS = ? Jawab IS = NP / NS x IP IS = 4/10 x 5 IS = 2 A Jadi kuat arus sekundernya 1 Ampere. Contoh Soal 2 Sebuah trafo digunakan untuk menaikkan tegangan AC dari 12 V menjadi 120 V. Hitunglah kuat arus primer, jika kuat arus sekunder 0,6 A dan hitunglah jumlah lilitan sekunder, jika jumlah lilitan primer 300. Penyelesaian Diketahui Vp = 12 V Is = 0,6 A Vs = 120 V Np = 300 Ditanya IP = ... ? dan Ns= ... ? Jawab Vp/Vs = Is/Ip Ip = Vs/Vp x Is Ip = 120 V/12 V x 0,6 A Ip = 6 A Vp/Vs = Np/Ns Ns = Vs/Vp x Ns Ns = 120 V/12 V x 300 Ns = 3000 Jadi, kuat arus primernya 0,6 A dan kumparan sekunder terdiri atas lilitan. Contoh Soal 3 Sebuah transformator dihubungkan dengan PLN pada tegangan 100 V menyebabkan kuat arus pada kumparan primer 10 A. Jika perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder 1 25, hitunglah tegangan pada kumparan sekunder dan kuat arus pada kumparan sekunder. Penyelesaian Diketahui Vp = 100 V Ip = 10 A Np Ns = 1 25 Ditanya Vs = ... ? dan Is= ... ? Jawab Vp/Vs = Np/Ns Vs = Ns/Np x Vp Vs = 25/1 x 100 V Vs = V Np/Ns = Is/Ip Is = Np/Ns x Ip Is = 1/25 x 10 A Is = 0,4 A Jadi, tegangan sekundernya V dan kuat arus sekundernya 0,4 A. TOLONG DIBAGIKAN YA Trafo dikatakan ideal jika tidak ada energi yang hilang menjadi kalor. Hal ini dapat disebabkan jika jumlah energi yang masuk pada kumparan primer sama dengan jumlah energi yang keluar pada kumparan sekunder. Rumus Pertama dimana Wp = Energi Listrik pada kumparan primer Ws =Energi Listrik pada kumparan sekunder Rumus Kedua dimana Vp = tegangan primer tegangan input = Vi dengan satuan volt V Vs = tegangan sekunder tegangan output = Vo dengan satuan volt V Np = jumlah lilitan primer Ns = jumlah lilitan sekunder Rumus Ketiga dimana Vp = tegangan primer tegangan input = Vi dengan satuan volt V Vs = tegangan sekunder tegangan output = Vo dengan satuan volt V Ip = kuat arus primer kuat arus input = Ii dengan satuan ampere A Is = kuat arus sekunder kuat arus output = Io dengan satuan ampere A Rumus Keempat dimana Np = jumlah lilitan primer Ns = jumlah lilitan sekunder Ip = kuat arus primer kuat arus input = Ii dengan satuan ampere A Is = kuat arus sekunder kuat arus output = Io dengan satuan ampere A Contoh Soal 1. Sebuah trafo digunakan untuk menaikkan tegangan AC dari 12 V menjadi 120 V. Hitunglah a. kuat arus primer, jika kuat arus sekunder 0,6 A, b. jumlah lilitan sekunder, jika jumlah lilitan primer 300 Diketahui Vp = 12 V Is = 0,6 A Vs = 120 V Np = 300 Ditanya a. Ip = ... ? b. Ns = ... ? Jawab a. Ip = ... ? Ip = x 120 / 12 = 0,6 A b. Ns = ... ? Ns = 300 x 120 / 12 = Lilitan Jadi, kuat arus primernya 0,6 A dan kumparan sekunder terdiri atas lilitan. 2. Sebuah transformator dihubungkan dengan PLN pada tegangan 100 V menyebabkan kuat arus pada kumparan primer 10 A. Jika perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder 1 25, hitunglah a. tegangan pada kumparan sekunder, b. kuat arus pada kumparan sekunder. Diketahui Vp = 200 V Ip = 10 A Ditanya a. Vs = ... ? b. Is = ... ? Jawab a. Vs = ... ? Vs = 100 x 25 = V b. Is = ... ? Is = A Jadi, tegangan sekundernya V dan kuat arus sekundernya 0,4 A. Gambar trafo ideal yang dihubungkan dengan lampu. Persamaan pada trafo ideal dapat dinyatakan sebagai berikut Jadi, arus listrik sekunder arus pada lampu berbanding lurus dengan jumlah lilitan primer dan tegangan primer tegangan sumber. Namun berbanding terbalik dengan jumlah lilitan sekunder dan tegangan sekunder. Supaya lampu dapat menyala terang, maka arus sekunder harus besar. Supaya arus sekunder besar maka tegangan primer atau jumlah lilitan primer harus ditambah. Cara lainnya adalah dengan menurunkan tegangan sekunder atau mengurangi jumlah lilitan sekunder. Jadi jawaban yang benar adalah D. Lampu akan terang apabila tegangan primer dinaikkan.

sebuah trafo ideal kumparan primernya dihubungkan dengan sumber tegangan